Inilah Ukuran Bata Ringan dan Cara Menghitung Kebutuhannya
Jika kamu memerhatikan pembangunan rumah saat ini, kebanyakan orang sudah menggunakan bata berwarna putih yang sering disebut bata ringan. Ukuran bata ringan pun bermacam-macam. Memang, saat ini bata merah tidak lagi menjadi salah satu bahan baku dalam pembangunan. Dengan majunya perkembangan zaman, bata ringan sudah menjadi hal biasa dan dapat menggantikan peran bata merah.
Baca juga: 10 Bahan Baku Material Bangunan Terbaik untuk Rumah Modern, Apa Saja?
Mengenal Pengertian Apa Itu Bata Ringan
Sebelumnya, kita harus mengenal terlebih dahulu apa itu pengertian bata ringan sebenarnya. Dikutip dari Wikipedia, bata ringan atau yang sering disebut dengan hebel ini adalah jenis bata yang terbuat dari adonan pasir silika, gypsum batu kapur, semen, air, dan aluminium bubuk.
Adonan tersebut nantinya diawetkan dengan cara dipanaskan dan diberi tekanan tinggi memakai alat bernama autoclave. Nantinya, bata ringan tersebut juga dapat memberikan kedapan suara serta tahan terhadap api dan juga jamur.
Bata ringan dapat digunakan untuk bagian eksterior maupun interior bangunan. Bahkan, bata ringan juga dapat diwarnai menggunakan campuran stucco atau papan plastik. Karena pemasangannya cepat dan mudah, kini bata ringan menjadi populer di masyarakat.
Jenis-jenis Bata Ringan
Dilansir dari Hebel Indonesia, bata ringan terbagi menjadi dua jenis. Pertama adalah bata ringan AAC dan kedua adalah CLC. ACC berasal dari adonan yang terdiri dari pasir silika, gypsum, batu kapur, semen, air, dan aluminium bubuk. Adonan tersebut dicampur secara sempurna dan akan mengembang selama 8 jam. Setelah itu, adonan bata ringan ACC akan dipotong sesuai ukuran dan dimasukkan ke dalam autoclave.
Sedangkan jenis bata ringan CLC menggunakan proses pengawetan secara alami. Kerikilnya digantikan dengan gelembung udara yang menggunakan busa organik. Dengan begitu, tidak akan terjadi reaksi kimia saat pembuatan adonannya. Udara di dalam CLC juga berfungsi sebagai media untuk membungkus udara. Pada jenis CLC, gelembung udara dihasilkan secara terpisah antara satu dengan lainnya sehingga penyerapan air jauh lebih sedikit dibandingkan AAC.
Baca juga: 10 Jenis Keramik yang Umum Dipakai pada Rumah dan Bangunan Lainnya
Perbedaan Bata Ringan dan Bata Merah
Jika dilansir dari John Irwin Chicago, perbedaan signifikan terlihat dari bentuknya. Bata ringan memiliki berbagai macam bentuk dari kotak, segi tiga, hingga trapesium. Tidak hanya itu saja, ukuran bata ringan juga sangat bervariasi dan disesuaikan dengan kebutuhan pengguna.
Sedangkan bata merah bentuknya terbatas seperti bujur sangkar. Dengan kata lain, bata ringan bisa lebih memberikan kesan unik dan menarik. Apalagi, dari ukurannya juga rata-rata memiliki kesamaan sehingga harganya bisa jadi lebih lebih mahal dibandingkan dengan bata ringan.
Kelebihan Menggunakan Bata Ringan
Dengan adanya kebutuhan terhadap ukuran bata ringan, tentunya ada kelebihan yang diberikan dibandingkan dengan bata merah. Beberapa kelebihan bata ringan adalah sebagai berikut.
- Dapat mengurangi perubahan suhu ruangan yang drastis.
- Strukturnya yang poros membuat bata ringan tahan api.
- Tingkat keakuratan dalam pemotongan tinggi sehingga mengurangi pembuangan sisa potong.
- Material yang dipakai sangat efisien sehingga memiliki dampak minim bagi lingkungan. Hal itu bisa dilihat dari proses pembuatan hingga pembuangan sampah sisa.
- Bobotnya juga sangat ringan menjadikannya lebih murah dalam transportasi, ongkos tukang, dan memperbesar kemungkinan bertahan jika terjadi gempa bumi.
- Ukurannya lebih besar sehingga pengerjaannya bisa lebih cepat selesai.
- Dapat mengurangi biaya proyek untuk konstruksi yang sangat besar.
- Sangat ramah lingkungan.
- Dapat memberikan ventilasi yang baik.
- Tidak mengandung gas beracun.
- Jauh lebih tahan lama.
Jenis Ukuran Bata Ringan yang Ada Saat Ini
Untuk mengetahui ukuran bata ringan, kita bisa mengeceknya di toko material terdekat. Di sana, kamu bisa mengetahui berbagai macam ukuran bata ringan yang ada saat ini. Rinciannya adalah sebagai berikut.
- Panjang 60 cm, lebar 20 cm, tebal 7,5 cm.
- Panjang 60 cm, lebar 20 cm, tebal 10 cm.
- Panjang 60 cm, lebar 20 cm, tebal 12,5 cm.
- Panjang 60 cm, lebar 20 cm, tebal 15 cm.
- Panjang 60 cm, lebar 20 cm, tebal 20 cm.
Dari berbagai macam ukuran bata ringan di atas, kita bisa melihat bahwa panjang dan lebarnya memiliki kesamaan, tapi yang berbeda adalah ketebalannya. Secara umum, tebal bata ringan yang sering digunakan adalah ukuran 7,5 cm dan 10 cm.
Baca juga: Lem Kayu Terbaik di Pasaran ini Fungsi, Cara Pakai, dan Rekomendasi nya!
Cara Menghitung Kebutuhan Bata Ringan
Setelah kita melihat ukuran bata ringan di atas, maka berlanjut pada cara menghitung kebutuhan bata ringan. Hal ini sangat penting karena kita harus tahu berapa kebutuhan bata ringan yang dibutuhkan saat membuat bangunan. Jika tidak, ini bisa memengaruhi pengeluaranmu.
Perlu diingat bahwa harga bata ringan biasanya dijual dengan satuan kubik, sedangkan untuk bata merah justru dijual dengan harga per buah. Untuk menghitung 1 kubik (m3) pada bata ringan sedikit berbeda dengan cara menghitung kebutuhan bata merah.
Jika pemasangan bata merah lebih banyak dibutuhkan campuran semen dan pasir, maka pemasangan bata ringan justru membutuhkan semen mortar sebagai perekat.
Satu kaleng mortar seberat 40 kg bisa dipakai untuk memasang 10 meter persegi luas dinding yang memiliki ketebalan 3 mm. Untuk lebih tahu cara menghitung kebutuhan bata ringan, simak ulasannya di bawah ini.
-
Contoh Menghitung Ukuran Bata Ringan 60 x 20 x 7,5 cm
Pertama, hitung ukuran bata ringan yang memiliki ketebalan 7,5 cm. Untuk simulasi perhitungan ukuran bata ringan itu sendiri adalah sebagai berikut.
1 m3 = 1 : (0,6 x 0,2 x 0,075)
= 1 : 0,009 = 111 pcs
Dari perhitungan tersebut, kita bisa melihat bahwa ukuran bata ringan dengan tebal 7,5 cm dibutuhkan sekitar 111 buah untuk setiap kubiknya. Jika harga per m3 ada di kisaran Rp600.000, maka harga untuk per buahnya adalah sebagai berikut.
Rp600.000 : 111 = Rp5.405
Jadi, berapa buah bata ringan untuk luas dinding per m2? Jawabannya adalah sebagai berikut.
1 m2 = 1 : (0,6 x 0,2) = 8 buah
Maka, dibutuhkan kurang lebih 8 buah bata ringan dengan ukuran ketebalan 7,5 cm. Dengan begitu, maka luas dinding per meter persegi dibutuhkan biaya sebagai berikut.
8 buah x Rp5.405 = Rp43.240
Berikutnya adalah menghitung luas dinding yang dihasilkan dari 111 buah ukuran bata ringan yang tebalnya 7,5 cm. Untuk caranya adalah sebagai berikut.
Diketahui luas dari satu buah bata ringan adalah 0,6 m x 0,2 m = 0,12 m2. Maka, untuk menghitung 1 m3 bata ringan dengan tebal 7,5 cm, cukup kalikan dengan jumlah isi bata ringan dalam setiap kubiknya, yakni 111 buah. Jadi, perhitungannya adalah sebagai berikut.
0,12 m2 x 111 buah = 13,32 m2 luas dinding.
Jika kamu ingin menghitung sisanya, maka caranya pun sama dengan sistem di atas.
Itulah berbagai macam ukuran bata ringan dan cara menghitung kebutuhannya. Dari ulasan di atas, kita bisa melihat bahwa bata ringan memiliki ukuran berbeda-beda dan kelebihan yang sangat menarik. Meskipun begitu, baik bata ringan dan bata merah memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing sehingga semua tergantung kebutuhanmu, dan kamu juga bisa gabung Bukabangunan dengan menjadi distributor bahan bangunan untuk kebutuhan stok material mu lebih untung.
Nah, untuk kamu yang sedang membangun rumah, kamu bisa membeli berbagai kebutuhan material bangunanmu di BukaBangunan. Temukan bahan bangunan terlengkap dari distributor lokal aman dan tepercaya. Belanja bahan bangunan pun jadi lebih mudah, hemat, dan lengkap!