3 Cara Menghitung Kebutuhan Semen untuk Bangun Rumah
Mengetahui cara menghitung kebutuhan semen dengan tepat akan membuat proses pembangunan rumah lebih lancar. Perhitungan yang dilakukan juga harus tepat dan bukan hanya mereka tanpa rumus yang benar. Jika meleset, semen yang dibeli bisa kurang atau malah kelebihan.
Bukan cuma itu, perhitungan yang kurang tepat bisa membuat pondasi bangunan tidak kokoh hingga dinding rumah yang mudah bergeser. Nah, cari tahu cara menghitung kebutuhan semen dan alasannya kamu perlu melakukannya dengan tepat di bawah ini.
Alasan Perlu Menghitung Kebutuhan Semen
Proyek pembangunan rumah bisa jadi sangat besar untuk siapa pun karena membutuhkan dana yang tidak sedikit. Karena itu, kamu perlu melakukan perhitungan yang benar-benar tepat. Ini dia alasan menghitung kebutuhan semen perlu dilakukan.
1. Menghemat waktu pengerjaan
Salah satu alasan perlu menghitung kebutuhan semen tentu saja supaya jumlah yang sudah dibeli tidak mengalami kekurangan. Kekurangan bahan baku bisa jadi penghambat proyek, baik renovasi maupun membangun rumah.
Saat bahan baku kurang, mau tidak mau kamu harus membeli semennya lagi di toko material. Hal ini bisa memperpanjang waktu pengerjaan proyek yang sedang dijalankan.
2. Menghemat biaya pengerjaan
Bukan hanya waktu yang bisa dihemat, kamu juga bisa menghemat budget pembangunan rumah. Perhitungan ini akan menjaga kamu dari membeli sak semen yang terlalu banyak. Semen yang terlalu banyak tentunya akan tidak akan bisa dipakai sampai ada momen renovasi rumah selanjutnya.
3. Mendapatkan campuran semen yang tepat
Kegunaan semen yang paling mendasar adalah bahan untuk membuat pondasi. Semen ini nantinya akan dicampur dengan air, batu, dan material lainnya. Saat perbandingan semen yang digunakan kurang, pondasi pun akan menjadi kurang kokoh.
Hal serupa pun bisa terjadi saat menggunakan semen untuk plester dinding. Semen yang terlalu sedikit akan membuat bata terasa kopong dan murah roboh.
Baca juga: Semen Padang: Jenis Produk, Keunggulan, dan Harganya
Jenis-Jenis Semen yang Bersertifikat SNI
Dalam memilih semen, kamu juga perlu mempertimbangkan kualitas dari semen tersebut. Caranya dengan melihat sertifikat SNI yang dimiliki oleh setiap semen. Berikut jenis semen yang sudah sesuai dengan SNI dan bisa diandalkan untuk proyek pembangunan.
1. Ordinary Portland Cement (OPC)
Semen OPC merupakan jenis semen yang paling sering dipakai untuk proyek pembangunan, baik rumah, gedung, maupun fasilitas umum.
2. Portland Pozzolana Cement (PPC)
Jenis semen ini punya daya tahan yang lebih kuat sehingga sering dipakai untuk pembangunan jalanan, bendungan, maupun jembatan.
3. Rapid Hardening Cement
Semen ini sering dipakai untuk pembangunan konstruksi beton karena memiliki bahan kapur yang sangat tinggi sehingga mudah mengeras.
4. Quick Setting Cement
Semen yang satu ini sering dipakai untuk pembangunan di bawah permukaan air.
5. White Portland Cement
Semen putih punya kandungan mangan dan besi yang cukup tinggi sehingga sering dipakai untuk keperluan dekorasi.
6. Semen Mortar
Semen ini memiliki komposisi pasir, filler, dan bahan kimia lain yang membuat campurannya jadi lebih cepat mongering.
Baca juga: Info Lengkap, Macam-macam, dan Harga Semen untuk Distributor Semen
Cara Menghitung Kebutuhan Semen
Perhitungan bisa dilakukan dengan melihat sejumlah aspek yang ada dalam proses pembangunan. Berikut langkah-langkah yang perlu ada dalam menghitung kebutuhan semen dengan benar.
1. Cara Menghitung Kebutuhan Semen untuk Plester Dinding
-
Melakukan pengukuran luas ruangan
Cara pertama yang bisa dilakukan untuk mencari tahu kebutuhan semen adalah mengukur luas ruangan yang ada di dalam bangunan. Kamu bisa memulai dengan membuka cetak biru dari proyek bangunan tersebut yang menampilkan panjang dan lebar dari setiap ruangan dalam rumah.
Dari situ, kamu bisa mulai menghitung kebutuhan semen dari masing-masing ruangan tergantung dari dimensi yang digambarkan. Langkah selanjutnya adalah menggunakan kalkulator beton supaya perhitungan yang dilakukan lebih presisi.
Berbeda halnya jika kamu mau memperbaiki dinding atau melakukan renovasi untuk memasang keramik. Kamu perlu melakukan pengukuran ulang sebuah ruangan supaya mendapatkan nilai yang tepat. Kamu bisa menggunakan pita pengukur dan kalkulator supaya mendapatkan angka yang tepat.
Kamu pun perlu mengukur setiap sisi dari sebuah ruangan. Beruntung jika ruangan yang ingin direnovasi berbentuk kotak atau persegi panjang. Kamu tinggal mengalikan panjang dan lebar dari ruangan tersebut untuk mendapatkan luas ruangan.
-
Menghitung kebutuhan semen per meter persegi
Setelah tahu kebutuhan semen untuk ruangan, lanjutkan pengerjaan dengan menghitung kebutuhan semen per meternya. Caranya dengan mengalikan kebutuhan semen dengan jumlah semen yang dibutuhkan.
Ambil contoh untuk 1 meter persegi ruangan, kamu membutuhkan semen sebanyak 10 kg. Jika total luas ruangan yang ada berjumlah 20 meter persegi, berarti kamu membutuhkan 200 kg semen.
-
Menghitung jumlah sak semen yang dibeli
Semen biasanya dijual dengan satuan sak. Jika ditanya 1 sak semen berapa kg? Jawabannya bisa berbeda. Ada produsen yang menjual 1 sak semen seberat 40 kg, ada juga yang bobotnya 50 kg.
Nah, jika semen yang dibutuhkan berjumlah 200 kg, itu artinya kamu butuh 4 sak semen dengan ukuran 40 kg. Perhitungannya bisa didapatkan dengan membagi kebutuhan semen dengan bobot semen dalam satu sak.
Baca Juga: 9 Jenis Semen, Karakteristik, dan Fungsinya untuk Konstruksi
2. Cara Menghitung Kebutuhan Semen untuk Pondasi
Pondasi jadi bagian yang paling penting dalam sebuah bangunan. Kamu perlu membuatnya dengan benar supaya bisa memenuhi standar dan bangunan bisa tahan lama. Tentunya cara yang dilakukan berbeda dengan menghitung kebutuhan semen untuk plester dinding.
Kamu perlu mengetahui dulu panjang, lebar, hingga ketebalan pondasi yang ingin dibuat. Ambil contoh, kamu mau membuat pondasi dengan panjang 38 m, lebar 25 cm, dan tebal 25 cm. Lalu, berat jenis beton bertulang yang digunakan adalah 2.400 kg/m persegi
Berikut perhitungan untuk menentukan jumlah kebutuhan semennya.
Volume pondasi: 38 m x 0,25 m x 0,25 m = 2.375 meter kubik
Volume pondasi x berat jenis beton bertulang: 2.375 x 2400 = 5.700.000
Kebutuhan semen: 1/6.5 x 5.700.000 kg = 876,9 kg
Kebutuhan semen dalam sak: 876,9 kg : 40 kg = 22 sak
3. Cara Menghitung Kebutuhan Semen untuk Lantai
Sudah ada standardisasi konstruksi yang berlaku di Indonesia. Dalam standar tersebut, disebutkan bahwa butuh 10 kg untuk memasang lantai berukuran 1 meter persegi. Kebanyakan ruangan di sejumlah rumah memiliki ukuran sekitar 4 x 3 meter.
Tentu saja kamu perlu mencari luas dari ruangan yang ingin dibuatkan lantainya. Berikut cara untuk menghitung kebutuhan semen untuk memasang lantai.
Luas lantai: 4 x 3 = 12 meter persegi
Kebutuhan semen: 12 x 10 = 120 kg
Kebutuhan sak semen: 120 kg : 40 kg = 3 sak
Baca Juga: Semen Padang: Jenis Produk, Keunggulan, dan Harganya
Itu dia cara menghitung keperluan semen dalam proyek pembangunan rumah. Dapatkan semen yang sesuai dengan kebutuhan kamu di Bukabangunan.com. Ada banyak merek semen yang sudah berlisensi SNI yang bisa didapatkan dengan harga terjangkau. Kamu juga bisa dapat kesempatan untuk menjadi agen alat bangunan dengan bergabung menjadi partner BukaBangunan dan raih keuntungan berlipat.