Mengenal Bahan Baku Semen dan Cara Pembuatannya
Semen adalah bubuk yang menjadi material untuk membuat beton, plester dinding, lantai, dan dinding. Material ini nantinya akan dicampur dengan air dan batu, lalu diamkan hingga mengeras. Bahan baku semen terdiri dari kapur, tanah liat, pasir, dan sejumlah campuran lainnya.
Material semen ini sudah dikenal sejak Abad ke-5 pada sama Mesir Kuno. Kala itu, semen sudah dipakai untuk membangun peninggalan sejarah, seperti piramida, spinx, dan bangunan besar lainnya.
Saat ini, semen sudah diproduksi secara massal untuk beragam keperluan. Terlebih lagi, bahan baku utama semen pun sudah bisa didapatkan dengan sangat mudah. Cari tahu lebih banyak tentang bahan baku dan cara pengolahan semen di bawah ini.
Bahan Baku Semen
Secara garis besar, bahan baku semen yang dipakai untuk semua jenis tetap sama. Hanya saja komposisinya yang berbeda. Berikut bahan baku utama dari semen.
1. Batu kapur
Bahan semen yang paling utama adalah batu kapur. Penggunaannya pun bisa sangat besar untuk membuat semen dalam satu karung. Batu kapur harus dihancurkan hingga menjadi ukuran yang tepat sebelum dicampur dengan bahan baku lainnya.
2. Tanah liat
Tanah liat menjadi bahan dasar semen yang juga sangat penting. Pasalnya, tanah liat mengandung silika, alumina, dan oksida besi yang dibutuhkan untuk mengikat seluruh bahan dalam proses pembuatannya nanti.
3. Pasir
Sebagai bahan tambahan, proses pembuatan semen juga membutuhkan pasir untuk mengikat seluruh molekul yang ada. Namun, pasir yang digunakan juga tidak boleh sembarangan. Dalam pembuatan semen, dibutuhkan pasir alami yang tidak terkontaminasi dengan kotoran dan bahan kimia lainnya.
Ada dua jenis pasir yang dibutuhkan, yaitu pasir silika dan pasir besi. Pasir silika dipakai untuk mengoreksi kadar dalam tanah liat. Di sisi lain, pasir besi dipakai untuk mengoreksi kandungan dalam bahan baku utama lainnya.
4. Aluminium
Sebagai bahan tambahan, aluminium juga kerap dimasukkan ke dalam campuran semen. Kandungan ini dipakai untuk membuat semen bisa lebih kokoh saat dipakai nantinya.
5. Sulfat
Bahan dasar semen ini juga cukup penting perannya. Campuran sulfat dipakai untuk menjaga semen agar tidak mudah basah saat diolah nantinya. Beberapa jenis semen malah punya kandungan sulfat yang cukup tinggi.
6. Gypsum
Gypsum juga kerap ditambahkan dalam proses pembuatan semen dengan kadar sekitar 4—5 persen. Fungsi gypsum dalam semen adalah membuat pengikatan semen lebih cepat atau lambat.
7. Fly ash
Fly ash atau abu terbang bisa didapatkan dari pembakaran batu bara pada pembangkit listrik tenaga uap. Bentuk dari abu terbang hanyalah partikel halus. Fungsinya untuk mengikat air dan air dalam semen nantinya.
Baca Juga: Semen Holcim: Jenis, Keunggulan, dan Daftar Harganya
Fungsi Semen dalam Proyek Pembangunan
Dari jajaran bahan tersebut, sudah bisa disimpulkan fungsi semen yang paling utama. Cek penjelasan lebih lengkapnya di bawah ini.
1. Sebagai material pengikat
Fungsi semen yang paling utama adalah pengikat untuk material-material lain dalam proyek pembangunan. Dalam penggunaanya, semen yang sudah diolah akan mengeras sehingga membentuk sebuah struktur yang kokoh. Semen ini nantinya bisa dipakai untuk pondasi, plester, hingga dinding rumah.
2. Penahan air
Fungsi lain dari penggunaan semen adalah penahan air. Tekstur semen yang rapat tidak akan bisa ditembus oleh air. Sifat inilah yang membuat semen selalu dipakai untuk pembuatan bangunan yang tahan hujan atau proyek di bawah permukaan air.
3. Pelindung dari api
Risiko kebakaran selalu ada pada sebuah bangunan. Semen punya sifat tahan api sehingga tidak akan terbakar. Saat terjadi kebakaran, material semen tidak akan ikut hancur dan bisa tetap berdiri kokoh. Beberapa bangunan juga kerap mempertebal dindingnya dengan tambahan semen supaya panas tidak berpindah dari satu ruangan ke ruangan lainnya.
4. Pembuat pondasi
Bukan tanpa alasan semen dipakai untuk pondasi rumah, gedung, hingga jalanan. Semen pun bisa membentuk sebuah struktur yang tidak tercampur dengan tanah setelah mengering. Hal ini yang membuat semen bisa bertahan saat terjadi perubahan pada kontur tanah.
5. Mempercantik ruangan
Tidak semua semen dipakai untuk sesuatu yang kokoh dan kuat. Ada sejumlah semen yang biasanya dipakai untuk fungsi dekorasi. Sebut saja semen putih yang kerap dipakai untuk memperindah dinding, langit-langit, hingga taman.
Baca juga: Semen Gresik: Keunggulan, Proses Pembuatan, dan Daftar Harganya
Proses Pembuatan Semen
Bahan-bahan yang disebutkan di atas perlu melalui sejumlah proses sebelum bisa menjadi semen. Berikut proses pembuatan semen.
1. Menakar bahan baku
Langkah pertama dalam pembuatan bahan baku adalah menentukan takaran sesuai kebutuhan. Biasanya, bahan batu kapur memiliki takaran yang paling besar, sekitar 75—90 persen. Bahan lain yang jumlahnya cukup besar adalah tanah liat, sekitar 7—20 persen. Bahan-bahan tambahan lain tinggal menyesuaikan dengan kebutuhan semen yang mau dibuat.
2. Proses penggilingan
Seluruh bahan baku perlu digiling sehingga ukurannya menjadi lebih kecil. Proses ini dilakukan hingga mendapatkan ukuran yang tepat. Memperkecil seluruh bahan utama semen untuk memudahkan terjadinya reaksi kimia dari pencampuran tersebut.
3. Proses pengeringan bahan baku
Bahan baku juga perlu melewati proses pengeringan dalam proses penggilingan. Proses ini menggunakan gas panas yang berasal dari hot gas generator.
4. Proses pembakaran
Bubuk mentah yang telah dihomogenisasi akan dikeluarkan dengan serangkaian alat. Bubuk baku ini akan dimasukkan ke klin yang disebut juga kiln feed atau umpan klin. Proses pembakaran ini melewati proses pemanasan awal uman baku dalam preheater, pembakaran di kiln, dan pendinginan di grate cooler.
5. Proses penggilingan klinker
Penggilingan dilakukan dengan menggunakan roller press untuk mendapatkan ukuran tertentu. Proses dilanjutkan dengan menggunakan tube mill dan berisi bola-bola besi sehingga bubuk bisa lebih halus lagi. Material yang sudah halus ini dipisahkan dari udara dan hasilnya disimpan dalam semen silo yang kedap udara.
6. Proses pengantongan semen
Semen dikeluarkan dari silo dan diangkut dengan menggunakan conveyor ke steel silo. Semen selanjutnya akan dikemas ke dalam satu sak dengan bobot seberat 40—50 kg. Setelah itu, semen sudah bisa didistribusikan ke toko bangunan dan material untuk dijual ke konsumen.
Baca juga: 9 Jenis Semen, Karakteristik, dan Fungsinya untuk Konstruksi
Itu dia bahan baku dan proses pembuatan semen yang perlu diketahui. Namun, kamu tidak perlu membuat sendiri semen karena sudah bisa didapatkan dengan lebih sekarang. Cari semua jenis dan merk semen terbaik untuk proyek pembangunan di Bukabangunan. Kamu juga bisa ambil bagian dengan menjadi partner BukaBangunan dan mulai berjualan semen serta bahan bangunan lainya. Dapatkan keuntungan berlipat dengan bahan material yang harganya bersaing.