Apa Itu Fastener? Ini Pengertian, Fungsi, serta Jenisnya
Tahukah kamu bahwa seluruh perkembangan teknik modern pada dasarnya sudah berakar sejak dahulu kala. Teknik-teknik mekanikal yang selama ini kita kenal bahkan sudah ada pada masa prasejarah, meskipun dengan mekanisme yang lebih sederhana.
Nah salah satu mekanisme teknik yang paling purba adalah terkait fastener. Apa itu fastener? Sederhananya, fastener adalah sebuah mekanisme untuk menyambungkan dua benda menjadi satu. Biasanya, kita menggunakan ini untuk mengencangkan atau menggabungkan bagian-bagian yang berbeda sehingga dapat tersambung menjadi satu bagian.
Apa Itu Fastener?
Pada zaman dulu, orang menggunakan tali yang dibuat dari serabut atau akar pohon untuk menjadi bahan fastener yang digunakan untuk mengikat alat berburu, membangun hunian, sampai sebagai bahan penyusun sejumlah perabotan.
Seiring perkembangan manusia, kebutuhan akan fastener juga terus meningkat. Apalagi kemajuan industri yang semakin pesat. Pengertian terkait apa yang bisa dikategorikan sebagai fastener itu pun berubah.
Kini fastener modern didefinisikan sebagai perangkat yang hanya memiliki fungsi sebagai pengikat secara mekanis, penyambung yang cenderung temporer. Dari pengertian ini sejumlah perangkat seperti tali, kabel, kawat, rantai keluar dari kategori fastener. Karena alat-alat tersebut memiliki fungsi lain di samping sebagai pengikat, maupun penyambung.
Pengelasan yang juga memiliki fungsi sebagai pengunci dan pengikat antar material pun perlu disingkirkan dari klasifikasi fastener. Karena pengelasan cenderung memberikan hasil yang permanen dan jika dibongkar ulang, biasanya akan merusak bagian yang disambung sebelumnya
Begitu pula dengan engsel maupun pegas, yang tak jarang berfungsi untuk menyatukan namun biasanya lebih untuk membentuk mekanisme artikulasi alih-alih mengikat dengan mekanisme yang kaku dan terstandar.
Apa Saja Syarat Fastener?
Setelah mengetahui pengertian fastener, kini kamu bisa memahami lebih dalam terkait jenis-jenis fastener. Namun sebelum itu, untuk makin memudahkan pemahaman kamu, berikut kami rangkumkan apa saja syarat-syarat benda bisa menjadi fastener itu.
1. Fungsi
Sesuatu bisa diklasifikasikan sebagai fastener jika ia memang memiliki fungsi tunggal sebagai pengunci, pengikat, atau penyambung. Makanya jika suatu benda meski memiliki fungsi tersebut, namun memiliki fungsi lainnya tidak dapat diklasifikasikan sebagai fastener.
2. Hasil Temporer
Meskipun berfungsi untuk mengunci, mekanisme fastener memberikan hasil yang temporer atau sementara. Sebab, banyak pula alat atau perangkat lain yang berfungsi untuk mengunci atau menyambung secara permanen seperti proses pengelasan.
3. Mekanikal
Selain hasil yang temporer, fastener juga didefinisikan sebagai apa-apa saja yang bermanfaat untuk mengunci dalam skema mekanikal. Sehingga jika proses penguncian dilakukan secara elektrik, atau kimiawi, maka tidak dapat didefinisikan sebagai fastener.
4. Diproduksi secara Massal
Karena memiliki fungsi yang relatif masif, maka biasanya fastener diproduksi secara massal dan memiliki standar tertentu, baik menurut ukuran, jenis material sampai fungsinya.
Nah, setelah kamu mengetahui pengertian, fungsi, dan syarat-syarat apa yang bisa diklasifikasikan sebagai fastener, kamu mungkin sudah mulai bisa menebak jenis-jenis fastener yang umumnya ada. Untuk memudahkannya, berikut kami rangkum buat kamu.
Bagaimana Mekanisme Fastener Bekerja?
Sebelum mengetahui apa saja jenis fastener itu, kamu perlu mengetahui bagaimana mekanisme fastener bekerja. Ini diperlukan agar saat kamu membutuhkan fastener kamu tidak salah memilih.
1. Mekanisme Grip
Salah satu mekanisme fastener yang paling konvensional adalah grip atau dengan menyambungkan dua material yang disambungkan secara taktis dengan fastener tertentu.
2. Mekanisme ulir
Mekanisme fastener ulir ini berkembang karena mekanisme fastener konvensional yang kerap tidak kokoh dan tahan lama. Mekanisme ini bekerja dengan memberikan ulir pada fastener sehingga memiliki daya cengkeram yang baik untuk mengunci dua material.
Apa Saja Jenis Fastener Itu?
1. Paku
Paku adalah jenis fastener yang biasanya terbuat dari logam dengan struktur kepala dan badan paku yang runcing. Paku merupakan jenis fastener yang diaplikasikan dengan menancapkan bagian tajam kedua atau lebih material sehingga masing-masing material memiliki ikatan yang kuat.
Mekanisme fastener ini biasanya diketuk pada bagian kepalanya untuk menancap ke material yang ingin disambung. Selain diketuk ada pula jenis paku alat penancap paku otomatis atau yang lazim disebut pneumatik alias pistol paku.
Adapun jenis paku sangat beragam tergantung fungsinya, dan yang paling umum adalah paku kawat, dan paku beton. Ada pula paku payung, paku cantol, dan cleat. Untuk menjaga ikatan agar tidak mudah rusak, ujung kepala paku biasanya ditekuk atau dijepit pada bidang material.
2. Pin
Sama seperti paku, pin memiliki mekanisme diketuk untuk menjadi menyatukan dua bagian material. Namun bedanya, pin tidak memiliki kepala hanya berisi badan yang biasanya berbentuk seperti selongsong. Pin diaplikasikan pada dua material yang sudah dilubangi masing-masing, dan pin yang akan mengisi lubang tersebut sehingga menimbulkan ikatan antar material.
Pin karena mekanismenya yang membutuhkan ruang pada material, maka pin biasanya digunakan untuk menyambungkan kayu, dan jarang sekali digunakan untuk menyambungkan logam.
Beberapa pengrajin kayu bahkan membuat pin khusus dengan bentuk yang sangat beragam, untuk semakin menguatkan daya cengkeram antar material seperti kotak tak beraturan, trapesium, dan masih banyak lagi.
3. Baut
Jenis fastener selanjutnya adalah baut, atau bolts. Berbeda dengan paku, dan pin baut dipasang dengan mekanisme ulir di badannya, sementara kepala baut biasanya dikencangkan memutar dengan obeng, maupun kunci pas.
Di pasar sendiri banyak sekali jenis baut yang beredar, berdasarkan panjang, diameter ulir, hingga bentuk kepalanya. Baut biasanya memiliki ujung badan yang pipih, berbeda dengan sekrup yang biasanya berujung lancip.
Saat ini di pasaran terdapat banyak sekali jenis baut yang beredar, untuk memudahkan kamu, berikut adalah beberapa jenis baut yang paling umum digunakan baik untuk kepentingan industri besar, atau bahkan kebutuhan rumah tangga.
Kamu perlu mengetahui jenis baut agar dapat membedakannya dan tak salah dalam mengaplikasikan. Karena baut kini memiliki fungsi dan manfaat yang berbeda tergantung jenis-jenisnya. Memilih baut yang tepat, tentu akan memudahkan pekerjaan kamu dan menghindarkan kamu dari potensi kerusakan material, atau alat-alat perkakas kamu.
Beberapa jenis baut misalnya: baut jangkar, baut kereta, baut hex, baut arbor, baut elevator, baut mesin, baut, mata, hingga baut U.
4. Mur
Mur merupakan pelengkap baut, fastener ini digunakan karena baut memiliki ujung yang pipih dan biasanya digunakan untuk material yang lebih pendek dari tebal materialnya. Mur digunakan untuk meningkatkan daya cengkeram baut terhadap dua atau lebih material yang ingin dikunci. Mur biasanya juga dilengkapi dengan washer, yang berbentuk pipih untuk mengurangi gaya gesek antar baut dengan lubang ulir sekaligus meningkatkan gaya inersia.
5. Sekrup
Sama seperti baut, sekrup juga memiliki mekanisme ulir yang biasanya ada di sepanjang badan sekrup. Bedanya ujung sekrup biasanya berbentuk lancip, oleh karenanya ia tidak membutuhkan mur, sebab dengan ujung yang lancip, sekrup bisa menancap sampai ujung material yang membuat gaya tekan keluar sekrup ke luar permukaan berkurang.
Itulah hal-hal yang perlu kamu ketahui tentang fastener. Semoga bermanfaat, ya! Apabila kamu tertarik untuk berjualan bahan bangunan dan memulai bisnis toko bangunan, kamu bisa gabung Bukabangunan untuk dapetin stok bahan bangunan terbaik dan menguntungkan.